pasang

Aroma Terapi dan Masyarakat Tradisional

Secara tradisional bangsa Indonesia belum mengenal istilah Aroma Terapi. Akan tetapi, jika ditilik lebih jauh dan mendalam, berbagai praktek upacara adat dan pengobatan tradisional dapat digolongkan sebagai aroma terapi. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia umumnya secara rutin menerapkan cara pengobatan dengan cara aroma terapi ini.

           
Hampir semua orang mengenal minyak gosok, seperti minyak kayu putih, minyak lawang, minyak tawon, minyak angin, balsem gosok dan lain sebagainya. Yang digunakan untuk memijat bagian tubuh yang sakit. Pengurutan dengan minyak Asiri dapat mengurangi rasa sakit. 

Rasa hangat dari minyak Asiri yang akan masuk ke dalam pembuluh darah melalui kulit dapat melancarkan alliran darah pada daerah yang mengalami gangguan. Minyak Telon yang merupakan campuran minyak Adas dan Minyak Kayu Putih juga hampir selalu digunakan oleh ibu-ibu untuk mengatasi berbagai keluhan pada anak-anak dan bayi.

            
Bali yang dikenal dengan kekayaan upacara adatnya yang unik dan masih berlangsung sampai saat ini juga memanfaatkan wangi-wangian dari Minyak Astiri. Suasana di dalam candi atau pura masyarakat bali selalu dipenuhi dengan aroma dupa yang berasal dari gaharu, menyan, ataupun cendana. 

Suasana seperti ini akan membuat mereka lebih tenang dan konsentrasi lebih terpusat kepada yang dituju. Hal ini dapat dimengerti karena aroma dari Minyak Cendana memiliki kekuatan untuk menenangkan jiwa dan emosi sehingga lebih mudah untuk berkonsentrasi untuk semedi.

         
Dalam masyarakat Jawa dikenal suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh kedua pengantin, yaitu mandi air kembang. Kembang yang digunakan untuk upacara tersebut bermacam-macam. Tetapi yang paling popular digunakan adalah melati dan mawar. Kedua bunga ini mengandung minyak Asiri dengan aroma menyegarkan. 

Dalam aroma terapi, minyak Asiri dari kedua jenis bunga ini digolongkan sebagai minyak yang akan meningkatkan gairah seksual atau aprodisiapbagi pria ataupun wanita. Disamping itu kedua minyak ini juga dapat membantu mengatasi gangguan seksual seperti impotensi dan frigiditas. Dengan demikian, pengantin baru yang telah mandi air kembang tersebut diharapkan dapat menjalani malam pertamanya dengan harmonis dan gairah yang menggebu-gebu.

            
Kerik merupakan hal yang paling sering dilakukan pada saat masuk angin. Tehnik kerikan dengan menggunakan minyak kayu putih, minyak lawang, minyak tawon, ataupun balsem yang dioleskan kekulit selalu digosok dengan arah tertentu dengan uang logam sudah sangat merakyat bagi bangsa Indonesia. 

Tradisi yang diperkirakan mulai dikembangkan oleh masyarakat jawa ini, jika ditinjau secara ilmiah adalah suatu tehnik penerapan aroma terapi. Gosokkan dengan uang logam pada kulit sampai merah sebenarnya ditinjau untuk membuka mulut pori-pori di kulit agar terbuka lebih besar dan darah lebih banyak mengalir ke daerah yang di kerik sehingga minyak Asiri yang dioleskan akan lebih mudah masuk kedalam kulit dan selanjutnya masuk kedalam aliran darah. 

Berikutnya adalah minyak Asiri yang bertugas untuk membuang udara yang terperangkap dalam jaringan tubuh yang sering disebut “ masuk angin” tersebut.

            
Lain halnya dengan masyarakat Minangkabau di daerah Sumatra Barat. Di daerah ini dikenal suatu tehnik pengobatan yang disebut dengan istilah Batangeh atau Bertangas atau dapat juga disebut dengan mandi uap atau Sauna. 

Caranya dengan membuat ruangan kecil berbentuk kerucut, biasanya ruangan tersebut dibuat dari tikar yang dibentuk seperti kerucut dengan bagian yang lancip sebelah atas. 

Lalu pasien ditempatkan di dalam ruangan kerucut tersebut bersama panic yang berisi air dan rempah-rempah berkhasiat yang selalu dipanaskan sehingga ruangan tersebut dipenuhi uap air yang bercampur dengan aroma dari rempah. 

Rempah yang digunakan biasanya memiliki bau, misalnya jahe, dringo, lengkuas dan lain sebagainya, tergantung jenis penyakit yang diderita pasien.

            
Menyan sering identik dengan dukun karena dalam tradisi pengobatan tradisional oleh para dukun kerap kali digunakan menyan. Saat pengobatan dilakukan oleh dukun hampir selalu disertai dengan pembakaran menyan sehingga menimbulkan suasana magic. 

Dipercaya bahwa aroma yang timbul dari pembakaran menyan dapat menjadi interfase bagi dukun untuk berhubungan dengan alam gaib yang diharapkan membantu dalam menyembuhkan penyakit pasien tentu saja dalam proses pengobatan ini dukun selalu melafaskan jampi mantra tertentu yang biasanya sangat di rahasiakan. 

Terlepas dari pengaruh ampuh tidaknya jampi mantra yang diucapkan dukun, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa aroma yang keluar dari proses pembakaran menyan amat bermanfaat bagi kesembuhan pasien. Senyawa kimia alami yang terhimpun dan menciptakan aroma dari menyan tersebut dapat menghilangkan penyumbatan yang terjadi pada paru-paru sehingga sirkulasi penyerapan oksigen dari udara akan lebih lancar. 

Disamping itu, aroma menyan juga dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh. Lancarnya sirkulasi darah dalam tubuh sangat fundamental bagi terciptanya kesehatan tubuh.

Aroma Terapi dan Masyarakat Tradisional Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Rumah Souvenir Unik
peluang